Jumat, 15 Januari 2016

MAKALAH “METODE PEMBELAJARAN”



MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN
 








Disusun Oleh :
CANDRA KUMALASARI                                      (131003225)
CILVIONE PERMATA SISWANTARI                (131003227)
M. LAILUL AFANDI                                               (131003275)
NUR CHASANAH                                                    (131003288)
SULIA ANIS PRASTIKA                                        (131003319)

MATEMATIKA 2013 C

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
LUMAJANG
Jl. Pisang Gajih No. 2 Lumajang
KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim,
Alhamdulillah Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT Rahmat dan perlindungannya tetap menyertai kita sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah “Metode Pembelajaran” dengan baik,  Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan para pengikut akhir zaman.
Tugas ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Allah SWT yang telah meridloi pembuatan makalah dengan baik.
2.      Bapak Idam Djunaedi, M.Si selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
3.      Orang tua para penulis yang telah memberikan dorongan dan motivasi
4.      Teman-teman penulis yang telah memberikan bantuan kepada penulis
5.      Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Harapan penulis, semoga tugas ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, sesuai dengan pepatah yang mengatakan “TIADA GADING YANG TAK RETAK” oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
                                                                            Lumajang, 16 November 2015

                                                                                            Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................  i
KATA PENGANTAR ...........................................................................  ii
DAFTAR ISI .........................................................................................  iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ..........................................................................  2
1.3  Tujuan ............................................................................................  2
1.4  Manfaat ..........................................................................................  3

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Pembelajaran .................................................. 4
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran ......... 7
2.3 Syarat – Syarat yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran ......... 8
2.4 Alasan yang Mendasari Penggunaan Metode Pembelajaran ......... 9
2.5 Jenis – Jenis Metode Pembelajaran ................................................ 10

BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................  48
3.2 Kritik dan Saran .............................................................................  49

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang.   Banyak   agenda   reformasi   yang   telah,   sedang,   dan   akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi pendidikan.
Belajar   atau   pembelajaran   adalah     merupakan   sebuah   kegiatan   yang   wajib   kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dan  pada akhirnya diharapkan akan  berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan  proses belajar  mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.
Metode belajar mengajar merupakan cara yang di dalam fungsinya adalah alat untuk mencapai tujuan. Metode ini berlaku baik bagi guru maupun bagi siswa.Semakin baik metode belajar mengajar yang dipakai maka makin efektif pula pencapaian tujuan.Terkadang metode juga dibedakan dengan teknik belajar.Metode belajar mengajar mempunyai sifat prosedural sedangkan teknik lebih mempunyai sifat implementatif. 
Seorang guru harus mampu menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.Dalam kelas kemungkinan bisa menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam tugas ini saya akan menjelaskan beberapa metode pembelajaran.
 Beragam   metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk  bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Setiap metode pembelajaran akan memiliki satu ‘rana pembelajaran’ yang paling menonjol   meskipun   juga   mengandung   rana   pembelajaran   lainnya.   Ranah   pembelajaran tersebut ada 3, yaitu:
1.      Rana kognitif atau rana perubahan pengetahuan ( P );
2.      Rana afektif atau rana perubahan sikap-perilaku (S ) ;
3.      dan Rana psikomotorik atau rana perubahan maupun peningkatan keterampilan ( K ).

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian metode pembelajaran? 
2.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi metode pembelajaran ?
3.      Apa syarat-syarat metode pembelajaran ?
4.      Apakah alasan yang mendasari penggunaan Metode Pembelajaran?
5.      Apa saja jenis-jenis metode pembelajaran ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mendefinisikan pengertian metode pembelajaran.
2.      Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran.
3.      Untuk menjelaskan syarat-syarat metode pembelajaran.
4.      Untuk memaparkan alasan yang mendasari penggunaan Metode Pembelajaran.
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran.



1.4  Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah semoga dapat menginspirasi para pembaca untuk memahami lebih mendalam dan mengaplikasikan secara baik hal – hal yang bekaitan dengan metode pembelajaran.


























BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangatbergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Didalam dunia pendidikan, istilah metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan. Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik – baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 
Metode dalam bahasa Inggris yaitu Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Sedangkan menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of The English Language ( yang selanjutnya disebut Wbster”s ) yang dimaksud dengan metode pada umumnya adalah:
a.       Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek.
b.      Suatu disiplin atau sistem yang acap kali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip – prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan kedalam atau eksposisi dalam berbagai subjek.
c.       Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang dipakai oleh atau yang sesuai dengan suatu ilmu ( sains ), seni atau disiplin tertentu,
d.      Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran,
e.       Suatau cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk, dan arti khusus pada materi- materi artistik. 

Sedangkan menurut kamus The New Lexicon Webster’s Dictionary of The English ( yang selanjutnya disebut dengan The New Lexicon ), metode adalah: “suatu cara untuk berbuat sesuatu untuk mengerjakan sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain – lain : suatu susunan atau system yang teratur”. ( 1989 : 628 ).
Berdasarkan beberapa definisi metode yang diungkapkan oleh para ahli pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut kehidupan ekonomi, social, politik, maupun keagamaan. Jadi metode erat kaitannya dengan prosedur, proses, atau teknik yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek ( bahan – bahan ) yang diteliti. 
Dalam proses pendidikan metode mempunyai peran sangat penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Ia membermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami sehingga dapat diserap atau dipahami oleh anak didik dan menjadi pengertian – pengertian yang fungsional terhadap tingkah laku. 
Metode adalah strategi yang tidak dapat ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunanakan metode, berbagai macam metode yang guru gunakan tentunya metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 
Menurut Nana Sudjana (2005 : 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009 : 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”. 
Jadi metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode - metode yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing - masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang - kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu.Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaranmenjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian denganmetode ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkansiswa pun terdorong untuk berpartisipasi.

2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut: 
1.      Anak didik 
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
2.      Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. 
4.      Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode eksperimen.
5.      Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. 

2.3 Syarat – Syarat Metode Pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007 : 20) syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar adalah : 
1.      Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa. 
2.      Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3.      Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. 
4.      Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). 
5.      Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 
6.      Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan. 
7.      Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2.4 Alasan yang Mendasari Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah bagian utuh (terpadu, integral) dari proses pendidikan dan pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan (tema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran   dan   kerjasama   guru   dan   siswa   dalam   mencapai   sasaran   dan   tujuan pembelajaran  melaui cara atau metode, yang  pada hakekatnya ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran. Jadi, alasan atau nalar guru memlilih dan menetapkan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran adalah :
1.      Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran.
2.      Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau semangat belajar.
3.      Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan sehingga pemahaman siswa makin jelas.
4.      Metode dipilih guru dengan azas diatas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar.
5.      Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat digunakan secara kombinasi ( sintesis terpadu ) dan dilengkapi dengan media tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan pembelajaran.


2.5 Jenis – Jenis Metode Pembelajaran
Apabila kita ingin mengajarkan matematika kepada anak/peserta didik dengan baik dan berhasil, pertam-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau cara yang akan dilakukan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jika pengetahuan tentang metode dapat mengklasifikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk mencapai tujuan akan semakin efektif dan efisien.
Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan atau dapat dikatakan tujuan telah tercapai, bila semakin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu semakin efektif pula metode tersebut. Sedangkan metode mengajar dikatakan efisien jika penerapannya dalam menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum, semakin kecil tenaga, usaha, biaya, dan waktu yang dikeluarkan maka semakin efisien metode itu.
Metode atau cara yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik, jika materi yang diajarkan dirancang telebih dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara dalam pembelajaran matematika sebelumnya harus menyusun strategi belajar mengajar, dan akhirnya dapat dipilih alat peraga atau media pembelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan.
Perkembangan mental peserta didik di sekolah, antara lain, meliputi kemampuan untuk bekerja secara abstraksi menuju konseptual. Implikasinya pada pembelajaran, harus memberikan pengalaman yang bervariasi dengan metode yang efektif dan bervariasi. Pembelajaran harus memperhatikan minat dan kemampuan peserta didik.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran matematika.
Pengalaman belajar di sekolah harus fleksibel dan tingkah laku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kearah kedewasaan.
Pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Tiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode lain. Berikut dikemukakan beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.
1.      Metode Ceramah
1.1  Defenisi Metode Ceramah
 










Metode ceramah (preaching method) adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa atau peserta didik, yang pada umumnya mengkuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan buku dan alat bantu peraga. Metode ini bersifat terpusat, sehingga menghasilkan komunikasi yang searah, yaitu proses penyampaian informasi dari pengajar kepada peserta didik, sementara proses belajar yang baik adalah adanya interaksi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga terjadi proses belajar yang efektif dan menyenangkan, serta tujuan pembelajaran pun dapat tercapai dengan baik.
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi denagn lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicara kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Metode ceramah merupakan metode yang paling banyak dipakai oleh peserta didik. Hal ini mungkin dianggap oleh guru sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Jika bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya di depan kelas. Murid-murid memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan membuat catatan.
Implementasi metode ceramah ini adalah guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dari rumus diberikannya, penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru. Diberitahukannya apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkannya. Contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula oleh guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh murid. Mereka meniru cara kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Kriteria dalam pemilihan metode ceramah ini adalah berdasarkan waktu pembelajaran karena misalnya waktu untuk pembelajaran pendek maka metode yang tepat digunakan adalah metode ceramah ini.

1.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Setiap metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
v  Kelebihan Metode Ceramah
a)      Dapat menampung banyak siswa, sehingga setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan si pengajar, dan biaya pun menjadi relatif lebih murah.
b)      Guru mudah menguasai kelas.
c)      Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
d)     Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
e)      Mudah dilaksanakan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).
f)       Dapat digunakan untuk mengajar orang dewasa.
g)      Dapat menghabiskan waktu dengan baik.
h)      Guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang dianggap penting, sehingga waktu dan energi dapat digunakan se-efektif mungkin.
i)        Dapat menyelesaikan kurikulum/silabus dengan lebih mudah dan lebih cepat.
v  Kekurangan Metode Ceramah
a)      Kegiatan belajar mengajar akan mejadi tidak efektif, bahkan membosankan, karena tidak adanya interaksi dalam kegiatan itu. Terlalu banyaknya materi yang di ceramahkan (disampaikan) akan membuat si anak tidak mampu menguasai semua materi.
b)      Menghalangi respon siswa sehingga membuat siswa pasif.
c)      Mengandung unsur paksaan kepada siswa .
d)     Membatasi daya ingat siswa.
e)      Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yanglebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
f)       Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.
g)      Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
h)      Bila terlalu lama membosankan dan menjadi kurang menarik.
i)        Sulit dipakai untuk anak-anak
j)        Pembelajaran melalui ceramah, cenderung lebih mudah terlupakan dibanding dengan belajar dengan melakukan (learning to do).
k)      Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote learning), sehingga akan kebingungan bila ditanya pengertian dan asal muasal suatu rumus misalnya dalam pembelajaran matematik.

2.      Metode Demonstrasi
2.1  Defenisi Metode Demonstrasi











Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta didik itu sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.”(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 152.)
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi digunakan untuk memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit sehingga  materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan membentuk pemahaman yang mendalam  dan sempurna.
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
1.Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
2.Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
3.Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa ( Daradjat, 1985 ).
Metode demonstrasi dibutuhkan dalam pembelajaran matematika terutama materi-materi yang membutuhkan alat peraga pembelajaran. Ini untuk menanamkan pemahaman yang mendasar dan konstruktif terhadap materi yang dipelajari. Metode demonstrasi sangat tepat digunakan pada materi Bangun-bangun geometri.
Agar pembelajaran dengan menggunakan metode berlangsung secara efektif dan efisien, ada beberapa yang dapat dilakukan, yaitu :
Ø  Lakukanlah perencanaan yang matang sebelum pembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demonstrasi.
Ø  Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan.
Ø  Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan dipahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.
Ø  Tetapkanlah apakah demontrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti peserta didik.
Ø  Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasan yang tenang dan menyenangkan. Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Ø  Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap efektivitas metode demonstrasi maupun terhadap hasil belajar peserta didik.
Dari uraian tersebut maka dapat dikatakan bahwa kriteria pemilihan metode pembelajaran demonstrasi ini yaitu konteks domain tujuan pembelajaran. Karena kriteria konteks domain tujuan pembelajaran ini yaitu misalnya untuk tujuan pembelajaran yang menekankan pada domain,  afektif,  kognitif dan  posikomotor, jika domain yang ditekankan adalah domain psikomotor  maka metode  yang tepat dalam pembelajaran adalah metode demonstrasi.

2.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
v  Kelebihan Metode Demonstrasi
a)      Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
b)      Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
c)      Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
d)     Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil pengamatannya.
e)      Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
f)       Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.
g)      Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses ataukerja suatu benda.
h)      Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
i)        Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melauipengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya( Syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).
v  Kekurangan Metode Demonstrasi
a)      Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b)      Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
c)      Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 91.)
d)     Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.





3.      Metode Tanya Jawab
3.1  Defenisi Metode Tanya Jawab







Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaa.
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya.
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik, bisa dalam bentuk pendidik  bertanya dan peserta didik menjawab atau dengan sebaliknya.
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalam metode tanya jawab, pertanyaanpertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa semakin besar, namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang keaktifan dan kreativitas berpikir siswa/peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum pertanyaan-pertanyaan itu diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Jika pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa mungkin hanya “tidak tahu”, “tidak dapat”, gelengan kepala, atau hanya diam saja. Kelas diam bisa juga diakibatkan oleh sikap atau tindakan guru yang tidak menyenangkan siswa. Hal ini dapat menjengkelkan guru. Kalau guru marah karena hal tersebut, murid akan menjadi (lebih) takut untuk menjawab atau bertanya.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara umum untuk menetapkan perkiraan apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan dan metode ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar pengetahuan anak didik dalam suatu kelas karena metode ini tidak memberi kesempatan yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode tanya jawab, sebagai berikut :
1.      Guru perlu menguasai bahan secara penuh (maksimal), jangan sekali-kali mengajukan pertanyaan yang guru sendiri tidak memahaminya atau tidak tahu jawabannya.
2.      Siapkanlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta didik sedemikian rupa, agar pembelajaran tidak menyimpang dari bahan yang sedang dibahas, mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran dan sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik (siswa).

Alasan penggunaan metode ini adalah :
a)      Untuk meninjau pelajaran yang lain.
b)      Agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran tersebut.
c)      Untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan pemikiransiswa.
Tujuan dari metode ini :
a.       Mengetahui pengusaan bahan pelajaran melalui ingatan dan pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca.
b.      Mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam memecahkanmasalah.
c.       Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang dipandangserta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga mencapaiperumusan yang baik dan tepat.
d.      Memperkuat lagi ikatan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya sehinggadapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran tersebut.
e.       Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
Manfaat dari metode ini adalah :
a.       Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta mampu menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru.
b.      Memperkuat ingatan antara jawabandan pertanyaan.
c.       Dapat mengembangkan cara-cara berpikir logis dan sistematis.
d.      Dapat mengurangi proses lupa atau menambah daya ingat siswa.
e.       Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi .
f.       Merangsang siswa berpikir dan memusatkan perhatian pada pokok permasalahan.
g.      Membangkitakan hasrat melakukan penyelidikan.
h.      Membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari.
i.        Mengekspresikan perasaan dan ide-ide.
j.        Menghargai pertanyaan orang lain.
k.      Menghidupakan suasana kelas dan gembira.
l.        Siswa iktu berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
m.    Umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan siswa.

3.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab
v  Kelebihan Metode Tanya Jawab
a)      Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.
b)      Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya ingatan.
c)      Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
d)     Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja.
e)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa.
f)       Gurudapat mengetahui sampaidimanapenangkapansiswaterhadapsegala sesuatu yang diterangkan.
v  Kekurangan Metode Tanya Jawab
a)      Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
b)      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
c)      Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d)     Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiap siswa. 
e)      Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokokpersoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal lainwalaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal inisering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
f)       Mernbutuhkan waktu lebih banyak.
g)      Menimbulkan rasa tegang terhadap peserta didik.

4.      Metode Resistasi
4.1  Defenisi Metode Resistasi





Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa metode resitasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tugas tertentu kepada siswa untuk dikerjakan dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam materi pelajaran dan dapat pula mengevaluasi materi yang telah dipelajari. Sehingga siswa akan terangsang untuk belajar  aktif baik secara individual maupun kelompok.
Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini semua pendidik memberikan tugas. Jadi, kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari beberapa mata pelajaran itu. Akibatnya tigas itu terlalu banyak diberikan kepada siswa, menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan, serta dapat menganggu pertumbuhan siswa, karena tidak mempunyai waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada usiannya.
Maka dari itu, ciri yang baik dalam pemilihan metode ini adalah jangan terlalu sesering atau kerap kali memberikan resitasi atau tugas kepada peserta didik agar tidak terlalu menyita waktu para peserta didik dan menganggu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara wajar.
Sebab itu dalam pelaksanaan metode ini perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Merumuskaan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.
b.      Pendidik perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.

4.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Resistasi
v  Kelebihan Metode Resistasi
a)      Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
b)      Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas sebab dalam strategi ini siswa harus mempertanggung jawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
c)      Memberikan kebiasaan siswa untuk giat belajar. Memberikan tugas siswa untuk sifat yang praktis. ( Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 98.).
d)     Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapatdiingat lebih lama.
e)        Anakdidikberkesempatanmemupukperkembangandankeberanianmengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri ( Syaiful BahriDjamarah,2000)
v  Kekurangan Metode Resistasi
a)      Tidak jarang pekerjaan yang ditugaskan itu diselesaikan dengan meniru pekerjaan orang lain.
b)      Karena perbedaan individu, maka tugas apabila diberikan secara umum mungkin beberapa orang diantaranya merasa sukar sedangkan sebagian lainnya merasa mudah menyelesaikan tugas tersebut.
c)      Apabila tugas diberikan, lebih-lebih bila itu sukar dikerjakan, maka ketenangan mental para siswa menjadi terpengaruh. (Ali Pande & Imansyah, Didaktik Metode (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), h. 92.)
d)     Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniruhasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
e)        Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
f)         Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual ( SyaifulBahri Djamarah, 2000 ).

5.      Metode Eksperimen
5.1  Defenisi Metode Eksperimen









Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajar.”(Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 84.).
Dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, siswa diiberikan kesempatan untuk mengalami  sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu permasalahan terkait materi yang diberikan. Peran guru sangat penting pada metode eksperimen, khususnya dalam ketelitiandan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
Pemahaman siswa akan lebih kuat dan mendalam jika siswa diberikan kesempatan untuk mengalami secara langsung dalam suatu proses, analisis dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan pada siswa bahwa yang dipelajari merupakan suatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran matematika dikatakan ilmu pasti, yang artinya bahwa setiap pernyataan dalam matematika dapat dibuktikan secara analitis dan logis. Mengingat  hal tersebut maka metode eksperimen sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi-materi yang membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung, misalnya materi Peluang, Konsep bilangan, dan Bangun-bangun geometri.
Sehinnga dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode ini adalah harus didasarkan pada tingkat kemampuan pendidik, apakah pendidik mempunyai keahlian melakukan eksperimen dari meteri yang akan di ajaran dengan menggunakan metode ini.

5.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
v  Kelebihan Metode Eksperimen
a)      Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku saja.
b)      Dapat mengembangkan sikap untuk studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seorang ilmuan.
c)      Metode ini didukung oleh azas-azas didaktik modern. (Syaiful Sagala, Konsep dan Makna, h. 220-221.)
d)     Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat membuktikankonsep-konsepyangtelahditerimaataskebenaranataukesimpulanberdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru ataubuku.
e)      Anak didik dapatmengembangkansikapilmiahuntukmengadakan studieksplorasi ( menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.
f)       Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkandapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
g)      Siswa terampil melakukan percobaan sendiri

v  Kekurangan Metode Eksperimen
a)      Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
b)      Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
c)      Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan dan ketabahan.
d)     Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan dan pengendalian.(Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 85.)
e)      Tidakcukupnyaalat-alatmengakibatkantidaksetiapanakdidikberkesempatan mengadakan ekperimen.
f)       Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
g)      Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
h)      Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
i)        Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
j)        Setiappercobaantidakselalumemberikanhasilyangdiharapkankarenamungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuanatau pengendalian.
k)      Diperlukan alat evaluasi khusus.

5.3  Tujuan Metode Eksperimen
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinyadengan mengadakan percobaan sendiri. Siswa juga dapat terlatih dalam cara berfikiryang ilmiah. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatuyang sedang dipelajarinya.
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah :
1.Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
2.Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, langkah-langkah eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat.
3.Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
4.Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

6.      Metode Drill (Latihan)
6.1  Defenisi Metode Drill
 









Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
Banyak alat yang dapat membantu orang untuk dapat berhitung cepat dan cermat. Daftar kuadrat, daftar akar, dekak-dekak, dan kalkulator misalnya. Tetapi berhitung cepat dan cermat tanpa alat di sekolah tetap diperlukan. Karena itu dalam kegiatan belajar ini akan dibicarakan pula metode drill.
Sesudah murid memahami penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilanganbulat positif sampai 100, akhirnya mereka dituntut untuk dapat mengerjakannya dengan cepat dan cermat. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung ini tergantung pada ingatan.Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan-kemampuan demikian merupakan tujuan dari metode drill.
Sebelum program pengajaran matematika yang sekarang berlaku, pengajarannya terlalu ditekankan pada drill atau latihan. Perlu disadari bahwa belajar keterampilan secara rutin menyebabkan sedikit yang dapat diingat, sedikit pengertian, dan sedikit aplikasi dalam masalah sehari-hari. Karena itu drill hendaknya diadakan bila perlu saja. Dengan demikian antara keterampilan, pengertian, dan penerapan akan menjadi seimbang dan pengajaran menjadi efisien.
Kriteri pemilihan metode ini sama dengan kriteria pemilihan metode demonstrasi yaitu konteks domain tujuan pembelajaran yang penekannya pada ranah psikomotor, katena metode latihan ini terarah pada kemampuan  dan keterampilan peserta didik seperti yang dijelaskan di atas.

6.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Drill
v  Kelebihan Metode Drill
a)      Dapat memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b)      Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. 
c)      Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
v  Kekurangan Metode Drill
a)      Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. 
b)      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c)      Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.
d)     Dapat menimbulkan verbalisme.

7.      Metode Inquiri
7.1  Defenisi Metode Inquiri
 









Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.
Proses inquiri adalah suatu proses khusus untuk meluaskan pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga metode ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri, yang dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok kecil. Situasi inquiri yang ideal dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Peran utama guru dalam pelajaran inquiri sebagai metoderator (Sutrisman, Tambunan, 1987 : 6.39).
Sebuah contoh pengajaran penemuan dalam geometri adalah menarik jarak antara dua garis yang sejajar. Sejenis dengan ini, dalam inquiri adalah menarik jarak antara dua garis yang bersilangan sembarang dalam ruang. Contoh-contoh topik lainnya untuk inquiri adalah menentukan kepadatan lalu lintas di suatu perempatan, menentukan air yang terbuang percuma dari kran ledeng yang rusak, menentukan banyak air suatu aliran sungai.
Sebuah tujuan mengajar dengan inquiri adalah agar siswa tahu dan belajar metode ilmiah dengan inquiri dan mampu mentransfernya ke dalam situasi lain. Metode ini terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1.      Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki, dan sebagainya.
2.      Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan, masalah, dan sebagainya.
3.      Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inquiri yang baru dilaksanakan.
4.      Siswa menganalisis metode inquiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.
Adapun kegiatan-kegiatan dalam menerapkan metode inquiri, sebagai berikut :
1.      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam;
2.      Merumuskan masalah yang ditemukan;
3.      Merumuskan hipotesis;
4.      Merancang dan melakukan eksperimen;
5.      Mengumpulkan dan menganalisis data;
6.      Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni : objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, berkemauan, dan tanggung jawab.
Penggunaan metode inkuri bertujuan :
1.      Mengembangkan sikap, keterampilan, kemapuan siswa dalam memecahkan masalahatau memutuskan sesuatu secara tepat .
2.      Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat dan nalar( kritis, analitis dan logis ).
Manfaat dari metode ini yaitu :
1.      Membina dan mengmbangkan sikap ingin tahu lebih jauh.
2.      Mengungkapkan aspek pengetahuan
Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode ini berada pada ranah kognitif, maka kriteria pemilihan metode pembelajaaran metode inquiri adalah harus didasarkan pada tujuan pembelajaran atau konteks domain tujuan pembelajaran yang tujuannya dengan penekanannya pada domain kognitif.
7.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Inquiri
v  Kelebihan metode Inquiri
a)      Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir.
b)      Perkembangan cara berfikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan / memperoses keterangan dengan metode inquiri dapat dikembangkan seluas-luasnya.
c)      Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
d)     Pengetahuan yang diperoleh lebih dipahami dan lebih lama diingat.
e)      Siswa mendapatkan kepuasan dalam proses pembelajaran.
f)       Pengetahuan yang diperoleh lebih mudah ditransfer ke berbagai konteks.
v  Kekurangan Metode Inquiri
a)      Belajar mengajar dengan metode inquiri memerlukan kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif.
b)      Metode inquri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalnya anak SD.
c)      Memerlukan waktu yang cukup lama
d)     Kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauandan kekaburan atas materi yang dipelajari.

8.      Metode Pemecahan Masalah
8.1  Defenisi Metode Pemecahan Masalah







Metode problem solving (metode pemecahan masalah) merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan suatu permasalahan, yang kemudian dicari penyelasainnya dengan dimulai dari mencari data sampai pada kesimpulan. Seperti apa yang ungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain bahwa.
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Alasan penggunaan dari metode ini adalah :
1.      Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengankehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
2.      Proses pembelajaran melalui pemecahan masalah dapat membiasakan siswamenghadapi dan memcahkan masalah secara terampil. Hal ini merupkankemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
3.      Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dan berbagai segi dalam rangka mencapai pemecahannya.
Tujuan penggunaan metode pemecahan masalah sebagai berikut :
1.      Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional.
2.      Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secra individual maupun secarabersama-sama.
3.      Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada dirisendiri.
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode pemecahan masalah antara lain :
1.      Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalahserta mengmbil keputusan secara objektif dan rasional.
2.      Mengembangkan kemampuan berpikir, logis dan analitis.
3.      Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hatidalam mengemukakan pendapat.
4.      Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa
Penggunaan metode problem solving mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh darisiswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2.      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkanmasalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanyadan lain-lain.
3.      Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban initentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
4.      Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswaharus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
5.      Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri pemilihan metode ini berdasarkan sifat atau karakter pendidik yang pendiam.

8.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Pemecahan Masalah
v  Kelebihan Metode Pemecahan Masalah
a)      Pemecahan masalah merupakan tehnik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
b)      Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan siswa kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c)      Pemecahan masalah  dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.
d)     Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e)      Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
f)       Melalui pemecahan masalah  bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g)      Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h)      Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
i)        Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j)        Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,).
k)      Dapat membuat peserta didik menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari.
l)        Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi danmemecahkan masalah secara terampil.
m)    Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
n)      Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.
o)      Dapat digunakan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional.
v  Kekurangan Metode Pemecahan Masalah
a)      Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
b)      Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran.
c)      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h. 93.).


9.      Metode Diskusi
9.1  Defenisi Metode Diskusi





Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru  dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan siswa suatu permasalahan untuk diselesaikan bersama-sama. Sehingga akan terjadi interaksi antara dua atau lebih siswa untuk saling bertukar pendapat, informasi, maupun pengalaman masing-masing dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada siswa yang pasif.
Tujuan penggunaan metode diskusi dalam kegiatan pembelajaran seperti yang diungkapkan Killen (1998) adalah ” tujuan utama metode ini adalah untuk memecahakan suatau permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengatahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.” (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 154.)
Metode diskusi sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan masalah serta melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat secara lisan. Dalam pembelajaran matematika metode diskusi sangat tepat digunakan pada materi-materi yang menantang untuk sama-sama dipecahkan, misalnya materi bangun-bangun geometri, peluang dan konsep bilangan.
Adapun  dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus benar-benar mampu mengorganisasikan siswa sehingga diskusi dapat berjalan seperti yang diharapkan. Menurut Bridges (1979) dalam pelaksanaan metode diskusi, guru harus mengatur kondisi yang memungkinkan agar:
1.      Setiap siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
2.      Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.
3.      Setiap harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang dianggap penting.
4.      Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengatahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi. 
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
1.      Mendorong siswa berpikir kritis.
2.      Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
3.      Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalahbersama.
4.      Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untukmemecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan diskusi didasarkan pada beberapa aspek, yaitu Tingkat kemampuan siswa itu sendiri, Materi ( bahan ajar ) dengan karakteristik yang berbeda atau materi yang telalu banyak maka boleh menggunakan metode pembelajaran ini.

9.2  Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
v  Kelebihan Metode Diskusi
a)      Siswa memperoleh kesempatan untuk berpikir.
b)      Siswa mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya secara bebas.
c)      Siswa belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
d)     Diskusi dapat menumbuhkan partisipatif aktif dikalangan siswa.
e)      Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain. (Syaiful Sagala,Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 208.)
v  Kekurangan Metode Diskusi
a)      Diskusi terlalu menyerap waktu.
b)      Pada umumnya siswa tidak terlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup berdiskusi.
c)      Kadang-kadang guru tidak sanggup memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya diskusi tanya jawab. 

10.  Metode Ceramah Plus (Ekspositori)
10.1       Pengertian Metode Ceramah Plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih darisatu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini akandiuraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
1.      Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas ( CPTT ).
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :
a.       Penyampaian materi oleh guru.
b.      Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
c.       Pemberian tugas kepada siswa.
2.      Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas ( CPDT )
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
3.      Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan ( CPDL )
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan.

10.2       Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah Plus
v  Kelebihan Metode Ceramah Plus
a)      Lebih sederhana daripada metode eksperimen.
b)      Waktu yang digunakan lebih efisien.
c)      Dapat digunakan pada kelompok besar.
v  Kekurangan Metode Ceramah Plus
a)      Kurang melatih hand-on siswa.
b)      Tidak ada data primer.
c)      Siswa sibuk mencatat.
d)     Membatasi psikomotorik siswa.
e)      Medianya tidak selalu dapat mengungkapkan respon siswa.








11.  Metode Karya Wisata
11.1       Defenisi Metode Karya Wisata









Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Atau cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat ( obyek ) tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu yang relevandengan pelajaran. Seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil,toko serba ada, perkebunan, museum, pabrik, bengkel, tempat-tempatibadah, dan lain sebagainya dan sebagainya.
11.2       Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata
v  Kelebihan Metode Karya Wisata
a)      Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkanlingkungan nyata dalam pengajaran.
b)      Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengankenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c)      Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
v  Kekurangan Metode Karya Wisata
a)      Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b)      Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c)      Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama,sedangkan unsur studinya terabaikan.
d)     Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didikdi lapangan.
e)      Biayanya cukup mahal.
f)       Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dankeselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
11.3       Langkah – Langkah Metode Karya Wisata
a.       Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akandikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yangmasak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalamkelompok, serta mengirim utusan.
b.      Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanyadibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukanbersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugaskelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
c.       Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segalahal hasil karya wisata, menyusun laporan yang memuat kesimpulan yangdiperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.


12.  Metode Penemuan (Discovery)
12.1       Defenisi Metode Penemuan
 







Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discoveryadalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatuprinsip tanpa harus didampingi oleh pendidik dan dapat menjadi penemuan yang barubagi siswa maupun gurunya. Proses mental tersebut misalnya mengamati,menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuatkesimpulan, dan sebagainya.Dan merupakan metode yang lebih menekankan padapengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakanproses daripada hasil belajar.

12.2       Langkah – Langkah Metode Penemuan
a.       Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.
b.      Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis.
c.       Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk menjawabatau memecahkan masalah dan menguji hipotesis.
d.      Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi.
e.       Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.

12.3       Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan
v  Kelebihan Metode Penemuan
a)      Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan danpenguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, seandainya siswa itudilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.
b)      Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkinmerupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman daripengertian retensi dan transfer.
c)      Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan maupun terkadang kegagalan.
d)     Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.
e)      Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.
f)       Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
g)      Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi dengan sesama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya.
h)      Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
v  Kelemahan Metode Penemuan
a)      Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.
b)      Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori - teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata - kata tertentu.
c)      Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru karena siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
d)     Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan.
e)      Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide - ide, mungkin tidak ada.
f)       Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.





13.  Metode Simulasi
13.1        Defenisi Metode Simulasi








Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni
memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti.
Macam-macam Metode Simulasi yang dikemukakan oleh Ali (1996:83) berikut ini :
1.      Sosiodrama
Semacam drama sosial berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisa situasi sosial tertentu.
2.      Psikodrama
Hampir mirip dengan sosiodrama. Perbedaan terletak pada  penekannya. Sosia drama menekankan kepada permasalahan sosial, sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikologisnya.
3.      RolePlaying
Role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan  suatu peristiwa masa lampau.
Tujuan metode simulasi :
1.      Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari,
2.      Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,
3.      Melatih memecahkan masalah,
4.      Meningkatkan keaktifan belajar,
5.      Memberikan motivasi belajar kepada siswa,
6.      Melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,
7.      Menumbuhkan daya kreatif siswa, dan
8.      Melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

13.2        Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi
v  Kelebihan Metode Simulasi
a)      Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b)      Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
c)      Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d)     Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e)      Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.
v  Kekurangan Metode Simulasi
a)      Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
b)      Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c)      Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Didalam dunia pendidikan, istilah metode secara sederhana berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran yaitu, anak didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru. Adapun syarat dari metode pembelajaran adalah :
1.      Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa. 
2.      Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
3.      Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya. 
4.      Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan). 
5.      Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi. 
6.      Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan. 
7.      Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran banyak sekali jenis – jenisnya, diantaranya metode ceramah, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode resitasi, metode eksperimen, metode latihan, metode inquiri, metode pemecahan masalah, metode diskusi, metode ceramah plus, metode karya wisata, metode penemuan, metode simulasi.

3.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari bawasannya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya kami hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penyusun, pembaca, dan bagi semua mahasiswa STKIP PGRI LUMAJANG.




DAFTAR PUSTAKA

Busra, Ahmad.2014.Makalah Metode Pembelajaran.
        (http://www.e-amik.blogspot.co.id diakses 15 November 2015).

Mira, Herlina.2011.Makalah Metode Pembelajaran.
        (http://dokumen.tips.html diakses 15 November 2015).

Sofyan, Hipan.2013.Macam – Macam Metode Pembelajaran dan
          Penerapannya dalam Pengajaran Matematika.
         (http://sofyanhipan.blogspot.co.id diakses 15 November 2015).
          

Tidak ada komentar: